Makalah Iman Kepada Malaikat ALLAH



BAB I
PENDAHULUAN

Saat ini pengetahuan tentang agama mulai luntur dari kalangan umat islam sendiri, khusunya kaum muda. Mereka yang mengaku islam, justru kebanyakan tidak tahu mengenai ajaran ( syariat) islam, pedoman islam, asas-asas agama islam, dan lain-lain yang berkaitan dengan islam. Hal semacam ini tentu membuat hati semakin miris. Apalagi kita yang notabene sebagai mahasiswa muslim yang sepatutnya mengenal agama lebih dalam sebagai pedoman hidup, malah tidak mengerti bahkan tidak perduli sama sekali terhadapnya.
Banyak sekali sebenarnya persoalan dalam islam yang memang seharusnya patut untuk kita ketahui sebagai umat islam. Berkaitan mengenai asasnya, agama islam memiliki dua asas yaitu, islam dan iman yang tertuang dalam lima rukun islam dan enam rukun iman.
Semua mahkluk yang diciptakan oleh Allah SWT dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : ghaib (al-ghaib) dan nyata (as-syahadah). Yang memberdakan mahkluk ciptaan Allah itu adalah bisa dan tidak bisanya dijangkau oleh pancaindera manusia.Segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh panca indera manusia digolongkan menjadi al-ghaib, dan sebalikya yang bisa dijangkau dengan panca indera manusia digolongkan menjadi as-syahadah.
Untuk mengetahui dan mengimani wujud mahkluk ghaib ini, seseorang dapat menempuh dua cara, yaitu : melalui berita atau informasi yang diberikan oleh beberapa sumber tertentu atau dengan melalui bukti-bukti nyata yang menunjukkan mahkluk ghaib itu memang ada. Misalnya, malaikat kita mengetahui dan mengimani wujud malaikat, pertama melalui khabar/ berita yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW baik berita yang disampaikan berupa Al-Quran atau Sunnah.Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran atau Sunnah Rasulullah yang menjelaskan tentang Malaikat.Karena kita mengimani kebenaran dua sumber tersebut, dan yang berikutnya kita dapat mengetahui dan mengimani wujud malaikat melalui bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan bahwa malaikat itu memang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Malaikat
Allah telah menciptakan sejenis makhluk gaib, yaitu malaikat disamping makhluk lainnya yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera manusia. Malaikat diberi tugas-tugas khusus yang ada hubungannya dengan waahyu, rasul, manusia, alam semesta, akhirat, disamping ada malaikat yang diberi tugas untuk melakukan sujud kepada allah SWT secara terus menerus.
Menurut istilah, malaikat adalah salah satu jenis mahluk Allah yang Ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya (Q.S. al-Anbiya’:19-20). Malaikat berarti mahluk langit.Sedangkan menurut istilah syara’, malaikat berarti Mahluk ghaib yang diciptakan Allah yang berasal dari nur atau cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu dan senantiasa mengabdi dan taat kepada Allah. Tidak diperoleh penjelasan kapan malaikat diciptakan, tetapi diciptakan lebih awal daripada Adam, manusia pertama (Q.S. al-Baqarah:30).
Malaikat mempunyai sifat yang berbeda dengan mahluk lainnya.Percaya kepada adanya malaikat terdapat dalam enam rukun iman yaitu pada rukun iman kedua.Yaitu iman kepada malaikat Allah.Iman kepada malaikat, artinya percaya bahwa malaikat adalah mahluk Allah yang senantiasa patuh pada-Nya dan tidak pernah mendurhakai-Nya. Beriman kepada malaikat hukumnya wajib bagi setiap orang islam (fardlu ‘ain). Orang islam yang tidak mengimani adanya malaikat dianggap murtad dan Allah mengkafirkan orang-orang yang mendurhakai-Nya. Perintah untuk beriman kepada malaikat ditegaskan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits (Q.S. Al-Baqarah:285). Keberadaan malaikat ditetapkan berdasarkan dalil-dalil yang qath’iy (pasti), sehingga mengingkarinya adalah kufur berdasarkan ijma’ umat islam, karena ingkar kepada mereka berarti menyalahi kebenaran al-Qur’an dan As-Sunnah.
Malaikat mempunyai sifat yang berbeda dengan makhluk lainnya. Dengan izin Allah, sewaktu-waktu malaikat dapat menjelmakan dirinya seperti manusia, misalnya malaikat jibril menjadi manusia di hadapan Maryam, ibu Isa almasih (QS. Maryam (19): 16-17).
“Dan ceritakanlah [kisah] Maryam di dalam Al Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,maka ia mengadakan tabir [yang melindunginya] dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya [dalam bentuk] manusia yang sempurna. (QS. Maryam (19): 16-17)
Kisah tentang malaikat yang menjelma manusia itu bisa kita temukan pula dalam surat Al-Hijr(15) : 52-55 dan surat Az-Zaariyaat(51) : 24-25. Sebagai mahluk immaterialmalaikat mempunyai ciri-ciri diantaranya :
1.    Mereka adalah makhluk yang selalu takut dan patuh pada Allah.
2.    Mereka adalah makhluk yang tidak pernah berdosa atau bermaksiat.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”
3.    Mereka dalah mahluk yang tidak pernah sombong dan selalu bertasbih kepada Allah.

“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud.”
(Azyumardi Azra, 2002: 129-135)

B.    Kodrat Malaikat
Walaupun malaikat itu dikatakan sebagai dhat, tetap malaikat tak diberi kekuatan membeda-bedakan seperti manusia. Memang dalam hal ini, malaikat boleh dikatakan lebih banyak bersifat kekuatan alam daripada bersifat manusia. Funsi malaikat hanyalah bertaat, dan malaikat tak dapat mendurhaka. Al-Qur’an menerangkan sejelas-jelasnya sebagai berikut : ”Mereka (malaikat) tak dapat mendurhaka kepada Allah dalam hal apa saja yang ia perintahkan kepada mereka, dan mereka mengerjakan apa saja yang diperintahkan kepada mereka (QS A-Tahrim(66) : 6). Ini menunjukkan bahwa cerita tentang Harut dan Marut yang dikatakan sebagai malaikat yang memberontak, ini tidak ada dasarnya sama sekali. Dan oleh karena manusia itu dikaruniai kemauan, sedangkan malaikat tidak, maka manusia lebih tinggi daripada malaikat. Keunggulan manusia dibuktikan dengan adanya kenyataan bahwa malaikat disuruh bersujud kepada manusia (QS.Al-Baqarah(2) : 34 ).

“Dan (ingatlah) tatkala Kami berkata kepada Malaikat : Sujudlah kamu kepada Adam! Maka sujudlahmereka,kecuali iblis enggan dia dan me¬nyombong, karena adalah d i a       d a ri golongan makhluk yang kafir.”

Ibadah Para Malaikat
Para malaikat diciptakan untuk senantiasa beribadah dan menaati perintah Allah.Dalam ibadahnya tidak dikenal istilah patah semangat dan mengendur. Ibadah-ibadah yang dilakukan oleh para malaikat adalah:
a.Senantiasa membaca tasbih sebagai dzikir paling agung yang dikerjakan para malaikat secara terus menerus.
b. Malaikat melakukan shalat.
c. Melaksankan ibadah haji. Malaikat memiliki ka’bah khusus di langit ketujuh yang dengannya mereka menjalankan ibadah haji.Allah menamainya dengan Baitul Ma’mur.
d. Sangat takut kepada Allah. Pengetahuan yang mendalam terhadap Allah menyebabkan rasa takut mereka kepada Allah sangat  besar.

C.    Tugas Malaikat
Pengetahuan manusia  tentang malaikat terbatas pada keterangan yang diungkapkan dalam Alquran dan hadis rasul. Inman kepada malaikat akan memberikan pengaruh kejiwaan yang cukup besar seperti kejujuran, ketabahan dan keberanian.Adapun tugas-tugas malaikat sebagaimana di jelaskan dalam Alquran.Jumlah malaikat sangat banyak, tidak terhingga dan hanya Allah yang mengetahuinya. Mereka memiliki tugas dan pangkat yang berbeda satu sama lain. Sebagian dari mereka disebut namanya, dan sebagian lainnya disebutkan tugasnya
Diantara nama-nama dan tugas-tugas malaikat adalah sebagai berikut:
1.    Malaikat Jibril: bertugas menyampaikan wahyu kepda para nabi dan rasul, sejak nabi Adam sampai dengan Rasul Nabi Mmuhammad. Nama lain dari Jibril adalah Ruhul Quds (Q.S. An-Nahl:102) dan Ruh al-Amin (Q.S. Asy-Syuara:193).
2.    Malaikat Mikail: mengatur pembagian rizki kepada seluruh mahluk, seperti: makanan, minuman, dan menurunkan hujan.
3.    Malaikat Israfil: bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat dan hai kebangkitan (Q.S. Al-Haqqah:13-16, Q.S. Az-Zumar:68, Q.S. Ibrahim:48).
4.    Malaikat Izrail: malaikat maut bertugas mencabut nyawa manusia dan seluruh mahluk hidup lainnya.
5.    Malaikat Raqib dan Atid: bertugas mencatat seluruh tingkah laku, perbuatan manusia. Raqib untuk yang baik, dan Atid untuk yang jahat (Q.S. Qaf: 16-18).
6.    Malaikat Munkar dan Nakir: bertugas memberikan pertanyaan-pertanyaan pada setiap manusia, di alam kubur.
7.    Malaikat Malik: bertugas sebagai penjaga neraka dan meminpin para malaikat menyiksa penghuni neraka (Q.S. At-Tahrim:6, Q.S. Al-Zukhruf: 77).
8.    Malaikat Ridwan: bertugas sebagai penjaga surge (Q.S. Ar-Ra’d:23-24).

Di bawah ini di antara malaikat yang tidak di ketahui nama-namanya namun diketahui tugas-tugasnya sebagai berikut:
1.    Malaikat lain ada yang menurunkan wahyu kepada abdi-abdi Allah yang dikehendaki-Nya.
2.    Malaikat ada yang bertugas meneguhkan hati mukminin atau Rasul.
3.    Malaikat ada yang mendoakan kaum muslimin.
4.    Malaikat ada yang menjadi kawan atau penjaga orang-orang mukmin.
5.    Malaikat ada yang bertugas melaksanakan hukuman Allah bagi manusia.
6.    Ada malaikat yang memohonkan ampunan bagi manusia.
7.    Ada malaikat yang membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.
8.    Malaikat ada yang bertugas member salam dan keselmatan kepada ahli surga.



Tugas Malaikat bagi Manusia pada Umumnya
Malaikat mengawasi dan memberikan perhatian pada manusia ketika diciptakan, memelihara manusia ketika dilahirkan, serta mengambil ruh manusia ketika ajal datang.Malaikat pun bbertugas membawa wahyu dari Allah bagi manusia.
Tugas lain yang diemban malaikat adalah menjadi pendaming manusia. Hadits yang terdapat pada shahih muslum telah mempertegas hal itu.Dapat dikatakan bahwa malaikat yang menjadi pendamping manusia itu adalah malikat yang ditugaskan untuk memelhara amal manusia. Sementara itu dua pendamping manusia yang terdiri atas jin dan malikat senantiasa berada dalam kondisi bertentangan. Jin mengajak manusia untuk berbuat jahat, sedangkat malaikat mengajak manusia untuk berbuat kebaikan.Siapapun yang mmemperoleh bisikan malaikat harus bersyukur dan memuji Allah.Jika yang diperolehnya adalah bisikan syetan, secepatnya dia harus berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.
Lain halnya dengan malaikat Jibril, setiap malam bulan Ramadhan, biasa mendatangi Rasulullah saw, untuk bertadarus Al-qur’an. Tugas lain yang diemban oleh malaikat adalah mengawasi amal perbuatan manusia.

Tugas Malaikat Bagi Orang Beriman
Salah satu syarat seseorang diktkn beriman adalah keimanan kepada malikat yang mulia. Tugas yang dibebankan Allah kepada malikat untuk kepentingan manusia, adalah meniupkan ruh kepada janin, baik itu manusia beriman maaupun kafir, memelihara seluruh manusia, menyampaikan wahyu, mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia serta mencabut ruh manusia atas perintaah llah. Malaikat pun memiliki tugas khusus terhadap orang-oraang beriman, yaitu:
a.    Memberikan kecintaan kepada orang-orang beriman
b.    Meluruskan jalan kehidupan orang-orang yang beriman
c.    Membacakan shalawat bagi orang-orang yang melakukaan hal-hal berikut ini:
•    Mengajarkan kebaikan kepada orang lain
•    Mengimami shalat di masjid
•    Shalat pada shaf pertama
•    Tidak lansung beranjak dari tempat shalat
•    Merapatkan (mengisi) shaf yang kosong ketika shalat
•    Makan saur untuk shaum
•    Membaca shalwat untuk Rasululah saw
•    Menjenguk orang yang sakit
d.   Mengamini doa-doa orang yang beriman
e.    Membacakan isighfar atau permohonan ampunan Allah bagi orang-orang yang beriman
f.     Menghadiri majelis ilmu dan dzikir, serta menaungi orang-orang beriman yang berada di majelis tersebut dengan sayap-sayapnya
g.    Mencatat pahala bagi orang yang melaksanakan shalat jum’at
h.    Melakukan pergiliran dalam tugas
i.      Turun di tempat yang di  dalamnya terdapat pembacaan Al-Qur’an
j.      Menyampaikan salam dari Rasul dari umatnya
k.   Memasuki barisan orang-orang beriman ketika berperang dalam meneguhkan jiwa mereka
l.      Memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman
m.  Memelihara atau melindungi Rasulullah saw
n.    Memelihara orang beriman yang shaleh dan senantiasa meneguhkan pendirian mereka
o.    Melayat jenazah orang shaleh
p.    Menaungi orang yang mati syahid dengan sayapnya
q.    Melindungi Mekkah dan Madinah dari dajjal
r.     Mengucapkan amin ketika orang muslim mengucapkan amin dan itu menambah pahala bagi seseorang yang mengucapkan amin
s.     Menghibur orang beriman ketika mereka berada dalam ketakutan

D.    Beriman Kepada Malaikat
Tanda-tanda beriman pada malaikat ada yang berupa sikap mental yakni pikiran dan perasaan, ada pula yang berupa sikap lahir yaitu ucapan dan perbuatan.Tanda-tanda beriman yang berupa sikap mental itu bersiat abstrak, tidak dapat diketahui dengan pancaindra dan yang mengetahuinya individu itu sendiri dan Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata (syahadah).
Mengacu kepada ajaran-ajaran Allah yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits, tanda-tanda beriman kepada malaikat yang berupa sikap mental itu seperti:
1.    Meyakini dalam hati bahwa malaikat adalah mahluk yang lebih dulu diciptakan Allah daripada manusia, asal kejadiannya dari nur atau cahaya. Tempat tinggal tetap malaikat adalah di langit, dan dalam rangka melaksanakan perintah Allah setiap saat mereka turun ke bumi(Q.S. Maryam:64).
2.    Meyakini dalam hati bahwa malaikat bersifat ghaib, tidak dapat dilihat oleh manusia biasa, senantiasa mentaati perintah Allah dan tidak pernah mendurhakai-Nya, tidak berjenis laki-laki ataupun wanita, tidak memiliki hawa nafsu dan tidak beranak atau diperanakkan, tidak membutuhkan makanan dan segala apa yang bermateri, para malaikat tidak akan mengalami kematian sebelum datang hari kiamat, para malaikat hanya bisa mengerjakan apa yang hanya diperintahkan oleh Allah, tidak memiliki inisiatif untuk berbuat lain, dan para malaikat itu diciptakan Allah untuk tugas-tugas tertentu(Q.S An-Nur:50 dan Q.S. At-Tahrim:6).
3.    Meyakini bahwa tugas malikat itu bermacam-macam, ada yang berkaitan dengan alam ruhani dan ada pula yang berhubungan dengan alam dunia, khususnya umat manusia.
4.    Meyakini bahwa orang-orang beriman dan beramal shaleh itu kedudukannya lebih tinggi dari pada para malaikat. Karena ilmu para manusia lebih tinggi daripada para malaikat (Q.S. Al-Baqarah:30-34).

Mengenai tanda-tanda beriman kepada para malaikat yang berupa sikap lahir, yaitu ucapan dan perbuatan,antara lain:
1.    Pernyataan lisan bahwa ia percaya kepada adanya malaikat dan sifat-sifatnya sesuai dengan penjelasan Al-Qur’an dan Hadits.
2.    Melakukan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan beriman kepada malaikat.

Contoh perilaku beriman kepada para malaikat:
1.    Selalu berkata yang baik-baik dan kalau tidak bisa lebih baik diam (H.R. Bukhari dan Muslim).
2.    Perilakunya senantiasa mendatangkan manfaat bagi pelakunya dan orang lain.
3.    Perilaku orang beriman dan orang beriman lainnya akan saling membantu dan menguatkan dalam hal-hal positif yang diridhai Allah (H.R. Muslim).
4.    Kalau berada pada situasi yang menyenangkan ia akan bersyukur kepada Allah dengan cara dengan cara memelihara dan meningkatkan takwa. Sedangkan kalau berada pada situasi susah, ia akan bersabar, tidak gelisah dan berkeluh kesah dan tetap bertakwa kepada Allah.
5.    Malu kalau berbuat dosa, karena ia yakin perbuatannya selalu dicatat malaikat

E. Penerapan Iman Kepada Malaikat Allah

1.      Gemar shalat berjamah, karena ada keyakina bahwa malaikat selalu menghadiri shalat berjamaah (H.R. Ahmad, Abu Dawud dan Nasai).
2.      Gemar beramal seperti mnyantuni anak yatim, terlantar dan mmberi bantuan harta kepada para fakir miskin. Hal ini disebabkan antara lain adanya keyakinan bahwa malaikat selalu mendoakan orang yang berperilaku dermawan, agar harta yang dibelanjakan di jalan Allah itu menjadi berkah (H.R. Muslim).
3.      Gemar menuntut ilmu, lalu mengajarkannya kepada orang lain (H.R. Abu Daud dan Turmuzi).
4.      Gemar membaca Al-Qur’an. Karena ketika Al Qur’an dibacakan, malaikat akan hadir dan mendengarkan.

 Kita telah mengetahui tugas, pekerjaan, dan keutamaan malikat sehingga sebagai seorang mukminn, kita waib melakukan hal-hal berikut ini:
a.  Menghindari perbuatan maksiat dan dosa-dosa yang dapat menyakiti dan mengecewakan hati malaikat
b.    Menjauhi hal-hal yang dibenci oleh ppara mmalaikt dan juga dibenci oleh manusia Karena malaikat akan merasa terganggu akibat hal-hal yang mengganggu manusia.
c.    Tidak meludah ke sebelah kanan ketika shalat.
d.   Mencintai dan menghormati mereka dengan tidak membeda-bedakan mereka seperti yang dilakukan oleh orang yahudi.


F. Hikmah Beriman pada Malaikat
1.   Lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah yang menciptakan dan menugaskan para malaikat tersebut.
2.   Lebih bersyukur kepada Allah atas perhatian dan perlindungan Allah terhadap hamba-Nya dengan menugaskan para mlaikat untuk menjaga, membantu dan mendoakan hamba-hamba-Nya.
3.    Berusaha berbuat kebaikan dan menjauhi segala kemaksiatan serta senantiasa ingat kepada Allah sebab para malaikat mencatat dan mengawasi amal perbuatan manusia (Q.S. Al-Infithar:10-12).
4.     Tidak berperilaku sombong, sebab para malaikat tidak memiliki watak sombong (Q.S. An-Nahl: 49).
5.     Selalu teringat akan balasan Allah ketika malaikat mencabut nyawa (Q.S. Muhammad:27).

Di samping malaikat Allah juga menciptakan makhlik gaib yang lain yaitu jin dan setan. Menurut alquran jin itu berlaku pula ketentuan sebagaimana yang diberikan manusia. Mereka ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Paham dan pendirian mereka sama dengan manusia
“Dan sesungguhnya diantara kami (jin) ada yang taat dan ada pula yang menyimpang dari kebenaran. Barang siapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.” (Al-Jin (72) : 14 )
Sedangkan setan adalah makhlik Allah yang durhaka dan selalu berusaha untuk  menjerumuskan manusia kepeada kesesatan dan kejahatan. Di dalam Alquran Allah berfirman :
“iblis menjawab : “Demi kekuasaan engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (Shaad (38) : 82 )

Berebeda dengan malaikat yang mendorong  manusia berbuat baik, kerja setan adalah menyesatkan manusia. Kalau ada gerak di hati seseorang untuk berbuat jahat, itu tandanya  manusia tersrebut mendapat bisikan setan. Jika ia ingin berbuat baik, itu indikasi bahwa malaikat berhasil menyampaikan bisikannya pada manusia yang bersangkutan.
Gerak hati untuk melakukan perbuatan jahat atau gerak hati untuk berbuat baik dlam diri seseorang ditimbang oleh akalnya. Akallah yang akan member keputusan. Keputusan akan menimbulkan kehendak pada diri manusia yang bersangkutan. Kehendak itu bebas memilih mana yang akan dilakukan.
    Menurut ajaran Islam, setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik dan atau berbuat jahat. Kecenderungan berbuat baik dikembangkan oleh malaikat dan kecenderungan berbuat jahat dimanfaatkan oleh setan dengan tipu daya. Itulah sebabnya akal manusia yang mempertimbangkan kedua kecenderungan itu perlu diisi dengan iman kepada wahyu yang sengaja diturunkan Tuhan untuk menjadi pedoman hidup manusia.
 (M. Daud Ali, 2011 : 209-213 )
Kisah Yang Berkaitan Pada Malaikat
Jibril Yang Perkasa, Pemimpin Para Malaikat
http://kisahmuslim.com/wp-content/uploads/2015/02/Jibril-Yang-Perkasa-Pemimpin-Para-Malaikat.jpg
Sering kita memandangi langit yang indah dengan semburat sinar matahari di pagi hari. Ia bagaikan kanvas biru yang terhampar luas dengan guratan cat putih lapisan awan. Kita juga suka menikmati malam purnama dengan pendaran sinar rembulan yang menerangi ufuk. Cahayanya menancapkan ketenangan tidak menyilaukan, tidak pula memudarkan keindahan.
Selain keindahan dan kekokohan langit yang luas tanpa retak itu, pernahkah kita merenungkan bahwa tempat yang berjarak 500 tahun perjalanan dari muka bumi itu adalah sebuah negeri dimana makhluk-makhluk mulia tinggal. Ya, di sanalah tempatnya para malaikat.
Allah menciptakan malaikat dari cahaya. Cahaya apa? Tidak dijelaskan rincian tentang hal ini dan kita tidak dibebani syariat untuk mencari tahu tentang hal itu. Ibunda Aisyah menyampaikan bahwa Rasulullah bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian (tanah).” (HR. Muslim no. 2996)
Dan jumlah mereka sangatlah banyak. Rasulullah bersabda,
مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ
“Tidak ada satu ruang selebar 4 jari, kecuali di sana ada malaikat yang sedang meletakkan dahinya, bersujud kepada Allah.” (HR. Ahmad No. 21516).
Di antara hal yang disaksikan Rasululullah saat isra mi’raj adalah
فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ
“Kemudian ditunjukkan kepadaku baitul ma’mur. Aku pun bertanya kepada Jibril, beliau menjawab, ‘Ini Baitul Ma’mur, setiap hari ada 70.000 malaikat yang shalat di dalamnya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu menjadi kesempatan terakhir baginya.‘ (HR. Bukhari 3207 dan Muslim 164).
Artinya jumlah malaikat itu sangatlah banyak. Lebih banyak dari jumlah manusia. Dan sejumlah besar malaikat itu dipimpin oleh Malaikat Jibril ‘alaihissalam.






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Para Malaikat diciptakan dari cahaya. Merupakan makhluk Allah yang selalu taat dan tidak pernah maksiat. Malaikat adalah makhluk yang sangat besar, Malaikat juga memiliki paras yang sangat indah. 

Saran
Manusia juga harus beriman kepada para Malaikat, kerena Malikat adalah salah satu mahluk ciptaan Allah SWT, bahkan dalam rukun islam yang ke dua terdapat manusia harus beriman kepada Maliakat. Dan, apabila manusia tidak mengakui adanya Malaikat sama saja manusia tidak percaya dengan Allah SWT.



















DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Ali, Maulana. 1977. Islamologi ( Dinul Islam ). Jakarta : Darul Kutubil Islamiyah.
Mahfud, Rols. 2011. Al-Islam ( Pendidikan Agama Islam ). Jakarta : Erlangga.
Tim Dosen PAI UNY. 2012. DIN Al-Islam (Buku Teks Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi ). Yogyakarta : UNY.
Azra, Azyumardi dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam.